Kondisi yang ada : # habis menyaksikan si Newly Young Boss marah2… Untuk alasan yang simple dan sepele… #
Hm… Betapa aku menyadari banyak hal dari peristiwa itu.
Kadang saat kita melihat orang lain, sangat menyenangkan ya, orang lain itu. Apalagi kalau masih muda (dibawah 30thn), cantik, sukses (sudah jadi manager dan lbh atas lagi), badan oke, rich, dsb… Membuat kita mudah merasa iri atau ingin seperti dia…
Seperti kata pepatah : rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau daripada rumput sendiri.
Tapi dari kondisi diatas, saya melihat jauh lebih dalam di balik ‘rumput dan rumah tetangga’ itu..
Dengan begitu sombong nya, boss memarahi dan merendahkan bawahannya dengan suara lantang dan di hadapan semua orang.
Ehm…Memang dia bebas (bisa)melakukan itu. Walaupun tanpa alasan yg cukup penting.
Namun sungguh terlihat nyata ‘the devil’ of his that time. Dan betapa kesombongan itu sungguh adalah racun buat hati kita.
Jika sebelumnya saya merenungkan seandainya dia adalah saya, maka senangnya dapat memiliki semua yang itu… Maka sebaliknya, saya juga membayangkan bahwa saya adalah dia yang saat itu marah2…
Apakah selama ini saya juga telah membiarkan ‘kesuksesan2’ yang telah saya syukuri dalam kehidupan saya, sbg sesuatu atas kemampuan saya sendiri? Bukan atas berkat dan bantuan Tuhan?
Apakah saya juga tanpa sadar, telah teracuni oleh kesombongan diri? Apakah saya sendiri pernah memperlakukan orang lain sedemikian buruknya?
Merenung…
Mungkin saya tidak dapat menjawab pertanyaan saya sendiri secara tepat.. Karena kadang kita bisa tidak sadar melakukannya…
Namun satu hal yang pasti : saya tidak mau (lagi) menjadi orang yang seperti itu.
Si boss itu membuat saya sadar : betapa kesuksesan seseorang dalam kehidupan ini, bukanlah diukur dari materi atau dari fisik yang nampak diluar.
Uang, pangkat, kecantikan, sexy, itu semua hanyalah ukuran yang ada di dunia ini. Yang nampaknya wajar diincar dan diinginkan semua orang.
Namun, benarkah demikian? Benarkah itu semua membuat kita bahagia?
Saat melihat sisi lain si boss tadi, saya menyadari bahwa dia, walau nampaknya memiliki semua yang diinginkan orang : pasangan hidup, kecantikan, kesuksesan, uang, jabatan, daya tarik, dsb, ia jelas terlihat stress dan tertekan. Begitu mudah dapat muntab (marah besar) hanya untuk suatu hal yang simple, contohnya seperti karena merasa bawahannya kurang hormat padanya. Wow…
Jelas sekali dia tidak sebahagia seperti yang orang lain sangka. Seperti yang saya sangka selama ini.
Sungguh.. Hal ini membuka mata saya. Sebelumnya saya pun sama : mengincar pekerjaan yang lebih baik lagi, posisi yang lebih tinggi lagi. Sekarang saya berpandangan lain. Saya tidak mau lagi bersikeras mengincar posisi seperti itu. Saya tidak mau membiarkan diri saya ‘tergoda’ menjadi orang yang sombong seperti itu.
Saya tidak mau melupakan esensi dari kehidupan yang sesungguhnya : cinta kasih, persaudaraan, sukacita, damai sejahtera, kelemahlembutan, dsb dsb. Things that money cant buy..
So… My reminder to all my dear friends : looks for jobs that makes you happy inside and feelings enjoy working it. Not specially because the money.
Coz all what matter is loves inside ourself and how we appreciate the precious people arround us (families, friends, etc) ^^
~with love, me~
Keeps the spirit, to become better and better again.. Day by day in our life!
Balas