Pembaruan Terkini Toggle Comment Threads | Pintasan Keyboard

  • Redaksi 2:57 am on 5 March 2011 Permalink | Balas
    Tags: Ayah, Kangen, Surat   

    Single Dad and Daughter 

    Renungan Ɣάπĝ bgs (y) :
    Sore ini aku pulang lebih awal karena kantor tidak ada orderan. Yah… semenjak ditinggal istriku aku menjalani peran ganda sebagai papa dan juga mama bagi  anak perempuanku yg masih berumur 5 tahun….
    Ketika aku pulang kudapati anakku sudah tidur. Aku cium keningnya dan kudapati surat surat banyak sekali.
    Kuambil acak dan kubaca surat yg pertama. “Ma tadi aku dipukul papa keras sekali, papa marah karena aku hamburkan biscuit dikamar, padahal tadi aku makan biscuit karena lapar, mau makan papa lom pulang.
    Hatiku langsung terasa berat..
    Kulanjutkan dengan surat kedua..”Ma..hari ini papa pukul tanganku  dengan keras sampai sakit kalo digerakkan… papa marah karena aku ambil kertas2 papa ..aku kangen mama makanya aku ingin kirim surat ke mama….
    Tak terasa air mataku keluar lihat tulisan anak kecilku yg polos.
    Kubuka surat ketiga …”Ma hari ini papa marah dan memukulku keras sekali dan mengurungku di kamar mandi.. papa marah karena foto mama yg ada dikamar papa mau aku pindahin ke kamar aku..mau aku pasang didinding tapi aku kurang tinggi.. jadinya fotonya jatuh.. padahal aku mau taruh foto mama supaya kalo besar nanti aku selalu ingat wajah mama yang melahirkan aku.”…..
    Begitu kubaca  surat terakir air mataku semakin tumpah dan kupeluk erat anakku yg lagi  tidur….
     
    Note:
    Untuk para suami yg dianugerahi istri dan anak yang baik jangan sia siakan mereka.

    NN

     
  • Redaksi 5:07 am on 17 February 2011 Permalink | Balas
    Tags: Harapan,   

    Jangan Menyerah 

    Dari seorang teman :

    Ketika begitu banyak kegelisahan menggelembung menjadi satu dan memenuhi isi kepalamu….
    Ketika kau tak tahu harus berbuat apa sementara begitu banyak persoalan menghantammu sekaligus…
    Ketika seolah kau kehilangan keyakinanmu untuk berdiri tegar di antara semua badai kehidupan yang terjadi…

    Bertahanlah satu hari lagi…
    Jangan menyerah hari ini…
    Karena kau tak pernah tahu apa yang esok hari akan tawarkan.

    Bertahanlah satu hari lagi di dalam iman…
    Bertahanlah satu hari lagi di dalam doa…
    Bertahanlah satu hari lagi bersama-Nya…

    Dengan demikian akan kaudapati…
    Kau sudah jalani hari-hari bersama-Nya…
    Kau sudah jalani mingu demi minggu…
    Bulan demi bulan…
    Tahun demi tahun…
    Dalam penyelenggaraan-Nya…

    Jangan menyerah karena keadaan hari ini…
    Karena kau tak pernah tahu,
    Rencana masa depan macam apa yang sudah disiapkan-Nya bagimu…

    From a best friend…(NN)

     
  • Redaksi 1:23 am on 17 February 2011 Permalink | Balas
    Tags: Hopes, , Norma Cornett   

    If Tomorrow Never Comes 

    SEANDAINYA ESOK TAK PERNAH DATANG – IF Tomorrow Never Comes..
    By Norma Cornett Marek

    Bila ku tahu ini akan menjadi terakhir kalinya ku lihat dirimu terlelap tidur…

    Aku akan menyelimutimu dengan lebih rapat, dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu…

    Bila ku tahu ini akan menjadi terakhir kalinya ku lihat dirimu melangkah keluar pintu…

    Aku akan memelukmu erat dan menciummu, dan memanggilmu kembali untuk melakukannya sekali lagi…

    Bila ku tahu ini akan menjadi terakhir kalinya ku dengar suaramu memuji…

    Aku akan merekam setiap kata dan tindakan, dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku…

    Bila ku tahu ini akan menjadi terakhir kalinya, aku akan meluangkan waktu extra satu atau dua menit…. untuk berhenti dan mengatakan ”Aku mencintaimu”, dan bukannya menganggap kau sudah tahu…

    JADI… Untuk berjaga-jaga seandainya esok tak pernah datang, dan hari inilah yang ku punya…

    Aku ingin mengatakan betapa aku sangat mencintaimu, dan ku harap KITA takkan pernah lupa… Esok tak dijanjikan kepada siapapun, baik tua maupun muda…

    Dan…. hari ini mungkin kesempatan terakhirmu untuk memeluk erat orang TERSAYANGMU…

    JADI… bila engkau sedang menantikan hari esok, mengapa tidak melakukannya sekarang ?

    Karena, BILA esok tak pernah datang, kamu pasti akan menyesali hari ini…

    Saat kau tidak meluangkan waktu untuk memberikan sebuah senyuman, pelukan atau ciuman…

    Dan saat kau TERLALU SIBUK untuk m’beri seseorang… Apa yang t’nyata…. Merupakan permintaan terakhir Mereka….

    JADI… Dekap erat orang orang tersayangmu hari ini, dan bisikkan di telinga mereka…

    Bahwa kau sangat mencintai mereka, dan kau akan selalu menyayangi mereka…

    Luangkan waktu untuk mengatakan, ”Aku menyesal”, ”maafkan aku”, ”terima kasih”, ”tidak apa apa”…

    Dan bila esok tak pernah datang…
    kau tak akan menyesali hari ini..

    Gbu

    -NN-

     
  • Redaksi 1:22 am on 17 February 2011 Permalink | Balas
    Tags: Hati   

    Kepahitan Hidup 

    Ada seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yg sedang dirundung masalah.

    Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.

    Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit & meminta anak muda itu utk mengambil segelas air.

    Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas & di aduk perlahan,
    “Coba minum ini & katakan bagaimana rasanya?” ujar pak tua

    “Pahit sekali” jawab pemuda

    Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak pemuda itu utk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Mereka berjalan berdampingan & akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu.

    Sesampai disana, pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu & dgn sepotong kayu ia mengaduknya,
    “Coba ambil air dr telaga ini & minumlah”

    Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua bertanya lagi,
    “Bagaimana rasanya?”

    “Segar” sahut si Pemuda

    “Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?” tanya pak tua

    “Tidak” sahut Pemuda

    Pak tua tertawa terbahak² sambil berkata
    “Anak muda… Dengarkan baik2, pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah & rasa pahitnyapun sama & memang akan tetap sama. Tapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yg kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.

    Jadi saat Anda merasakan kepahitan & kegagalan dalam hidup, Hanya ada satu yg Anda dapat lakukan:
    “Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, Luaskanlah hatimu utk menampung setiap kepahitan itu”

    Pesan Moral:
    Hatimu adalah wadah itu..
    Perasaanmu adalah tempat itu..
    Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya..

    “Jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran & kedamaian”

    🙂 Have a Blessed Day! 🙂

    -NN-

     
  • Redaksi 1:21 am on 17 February 2011 Permalink | Balas
    Tags: Bersyukur, ,   

    Kisah Anak Buta 

    Sebuah kisah yg sangat Inspiratif walaupun butuh proses utk benar2 paham 🙂

    Seorang anak buta duduk bersila di sebuah tangga pintu masuk pada sebuah supermarket. Yup, dia adalah pengemis yg mengharapkan belas kasihan dari para pengunjung yg berlalu lalang di depannya. Sebuah kaleng bekas berdiri tegak di depan anak itu dg hanya bbrp keping uang receh di dalamnya, sedangkan kedua tangannya memegang sebuah papan yg bertuliskan “Saya buta, kasihanilah saya.”

    Ada Seorang pria yg kebetulan lewat di depan anak kecil itu. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan bbrp keping uang receh, lalu memasukkannya ke dalam kaleng anak itu. Sejenak, pria itu memandang & memperhatikan tulisan yg terpampang pada papan. Seperti sdg memikirkan sesuatu, dahinya mulai bergerak-gerak.

    Lalu pria itu meminta papan yg dibawa anak itu, membaliknya, d& menuliskan bbrp kata di atasnya. Sambil tersenyum, pria itu kemudian mengembalikan papan tsb, lalu pergi meninggalkannya.

    Sepeninggal pria itu, uang recehan pengunjung supermarket mulai mengalir lbh deras ke dalam kaleng anak itu. Kurang dari 1 jam, kaleng anak itu sdh hampir penuh. Sebuah rejeki yg luar biasa bagi anak itu.

    Bbrp waktu kemudian pria itu kembali menemui si anak lalu menyapanya. Si anak berterima kasih kepada pria itu, lalu menanyakan apa yg ditulis sang pria di papan miliknya.

    Pria itu menjawab, “Saya menulis, ‘Hari yg sangat indah, tetapi saya tdk bisa melihatnya’.

    Ia melanjutkan, “Saya hanya ingin mengutarakan betapa beruntungnya orang msh bisa melihat. Saya tidak ingin pengunjung memberikan uangnya hanya sekedar kasihan sama kamu. Saya ingin mereka memberi atas dasar terima kasih krn telah diingatkan utk selalu bersyukur.”

    Pria itu melanjutkan kata-katanya, “Selain utk menambah penghasilanmu, saya ingin memberi pemahaman bahwa ketika hidup memberimu 100 alasan utk menangis, tunjukkanlah bahwa msh ada 1000 alasan utk tersenyum.”

    Dalam kegelapanlah, kita mampu menikmati indahnya cahaya

    -kiriman dr Suwito-

     
  • Redaksi 3:19 pm on 24 December 2010 Permalink | Balas
    Tags: Happiness, Merry Christmas   

    Happiness Kit 

    ‎​​HAPPINESS KIT

    1st: U have to believe that u have the right to be happy! U won’t find happiness because it’s hard to find & it’s never meant to be found. Happiness is a state of mind from within. So open urself & let happiness in.

    2nd: Change what u can change & accept what u can’t change. There’s no barrier to happiness. We let go a chance of being happy when we fail to accept things & are trapped in resentment.

    3rd: Don’t let criticism demolish ur confidence. So, try to see it in positive perspective!

    4th: Believe in the power of forgiving. Revenge will make u happy in just a day or two, but the true victory is when u manage to forgive. By forgiving, u show u’ve stepped forward & the happiness last forever.

    5th: After u find happiness spread it around! Joyful or miserable try to greet & smile.

    6th: Get ur mind off ur own problems by listening to others.

    7th: Be generous with appreciation.

    Last but not least: Believe that life is beautiful. It’s not as easy as it might sound, but if u choose to provide a sustained happiness for urself & share it with others, u’ll brighten the world around u.

    Happiness doesn’t belong to the wealthy, talented, healthy, beautiful, intelligent or famous people. Happiness belongs to all of us! So be blessed! 🙂

    MERRY CHRISTMAS 2010
    -thanks to Suwito-

     
  • Redaksi 5:22 pm on 27 October 2010 Permalink | Balas
    Tags: My Story, Renungan Pribadi   

    Success Vs Happiness 

    Kondisi yang ada : # habis menyaksikan si Newly Young Boss marah2… Untuk alasan yang simple dan sepele… #

    Hm… Betapa aku menyadari banyak hal dari peristiwa itu.

    Kadang saat kita melihat orang lain, sangat menyenangkan ya, orang lain itu. Apalagi kalau masih muda (dibawah 30thn), cantik, sukses (sudah jadi manager dan lbh atas lagi), badan oke, rich, dsb… Membuat kita mudah merasa iri atau ingin seperti dia…

    Seperti kata pepatah : rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau daripada rumput sendiri.

    Tapi dari kondisi diatas, saya melihat jauh lebih dalam di balik ‘rumput dan rumah tetangga’ itu..
    Dengan begitu sombong nya, boss memarahi dan merendahkan bawahannya dengan suara lantang dan di hadapan semua orang.
    Ehm…Memang dia bebas (bisa)melakukan itu. Walaupun tanpa alasan yg cukup penting.
    Namun sungguh terlihat nyata ‘the devil’ of his that time. Dan betapa kesombongan itu sungguh adalah racun buat hati kita.

    Jika sebelumnya saya merenungkan seandainya dia adalah saya, maka senangnya dapat memiliki semua yang itu… Maka sebaliknya, saya juga membayangkan bahwa saya adalah dia yang saat itu marah2…
    Apakah selama ini saya juga telah membiarkan ‘kesuksesan2’ yang telah saya syukuri dalam kehidupan saya, sbg sesuatu atas kemampuan saya sendiri? Bukan atas berkat dan bantuan Tuhan?
    Apakah saya juga tanpa sadar, telah teracuni oleh kesombongan diri? Apakah saya sendiri pernah memperlakukan orang lain sedemikian buruknya?

    Merenung…

    Mungkin saya tidak dapat menjawab pertanyaan saya sendiri secara tepat.. Karena kadang kita bisa tidak sadar melakukannya…
    Namun satu hal yang pasti : saya tidak mau (lagi) menjadi orang yang seperti itu.

    Si boss itu membuat saya sadar : betapa kesuksesan seseorang dalam kehidupan ini, bukanlah diukur dari materi atau dari fisik yang nampak diluar.
    Uang, pangkat, kecantikan, sexy, itu semua hanyalah ukuran yang ada di dunia ini. Yang nampaknya wajar diincar dan diinginkan semua orang.
    Namun, benarkah demikian? Benarkah itu semua membuat kita bahagia?
    Saat melihat sisi lain si boss tadi, saya menyadari bahwa dia, walau nampaknya memiliki semua yang diinginkan orang : pasangan hidup, kecantikan, kesuksesan, uang, jabatan, daya tarik, dsb, ia jelas terlihat stress dan tertekan. Begitu mudah dapat muntab (marah besar) hanya untuk suatu hal yang simple, contohnya seperti karena merasa bawahannya kurang hormat padanya. Wow…

    Jelas sekali dia tidak sebahagia seperti yang orang lain sangka. Seperti yang saya sangka selama ini.
    Sungguh.. Hal ini membuka mata saya. Sebelumnya saya pun sama : mengincar pekerjaan yang lebih baik lagi, posisi yang lebih tinggi lagi. Sekarang saya berpandangan lain. Saya tidak mau lagi bersikeras mengincar posisi seperti itu. Saya tidak mau membiarkan diri saya ‘tergoda’ menjadi orang yang sombong seperti itu.

    Saya tidak mau melupakan esensi dari kehidupan yang sesungguhnya : cinta kasih, persaudaraan, sukacita, damai sejahtera, kelemahlembutan, dsb dsb. Things that money cant buy..

    So… My reminder to all my dear friends : looks for jobs that makes you happy inside and feelings enjoy working it. Not specially because the money.
    Coz all what matter is loves inside ourself and how we appreciate the precious people arround us (families, friends, etc) ^^

    ~with love, me~
    Keeps the spirit, to become better and better again.. Day by day in our life!

     
    • Suwito Pudiono 5:17 am on 28 Oktober 2010 Permalink | Balas

      Salah satu proses belajar terbaik untuk menjadi pejuang yang tabah adalah saat berada di bawah.

      Dan, salah satu proses belajar terbaik untuk menjadi sadar diri akan keterbatasan sebagai manusia adalah saat dijatuhkan ke bawah.

      Di antara ke-duanya, kita mengenal yang namanya “pilihan” untuk selalu belajar sebagai manusia dewasa yang lebih baik.

      Pembimbing terbaik, hanya “waktu” yang dapat mencerahkan.

      Keep the faith and keep the happiness inside ^_^

  • Redaksi 1:53 pm on 24 October 2010 Permalink | Balas
    Tags: Father, moral, Son   

    A Father and Three Son 

    ‎​There was a man who had four sons. He wanted his sons to learn not to judge things too quickly.  So he sent them each on a quest, in turn, to go and  look at a pear tree that was a great distance away.

    The first son went in the winter, the second in the spring, the third in summer, and the youngest son in the autumn.

    When they had all gone and come back, he called them together to describe what they had seen.

    The first son said that the tree was ugly, bent, and twisted.  The second son said “No it was covered with green buds and full of promise.” The third son disagreed; he said it was laden with blossoms that smelled so sweet and looked so beautiful, it was the most graceful thing he had ever seen. The last son disagreed with all of them; he said it was ripe and drooping with fruit, full of life and fulfilment.

    The man then explained to his sons that they were all right, because they had each seen but only one season in the tree’s life. He told them that you cannot judge a tree, or a person, by only one season. The essence of who they are and the pleasure, joy, and love that come from that life can only be measured at the end, when all the seasons are up.

    If you give up when it’s winter, you will miss the promise of your spring, the beauty of your summer, the fulfillment of your autumn.

    Moral: Don’t let the pain of one season destroy the joy of all the rest. Don’t judge life by one difficult season. Persevere through the difficult patches and better times are sure to come some time or later, so like Bon Jovi said: “always Keep The Faith!”

    NN

     
  • Redaksi 3:29 pm on 16 October 2010 Permalink | Balas
    Tags: Puisi, Renungan   

    Puisi Rendra 

    Renungan Indah

    (Puisi terakhir WS Rendra)

    Seringkali aku berkata,
    Ketika semua orang memuji milik-ku

    Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
    Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
    Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
    Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
    Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

    Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:

    Mengapa Dia menitipkan padaku ???
    Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
    Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
    Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?

    Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali
    oleh-Nya ?
    Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
    Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
    Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita.
    Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku

    Aku ingin lebih banyak harta,
    ingin lebih banyak mobil,
    lebih banyak popularitas, dan
    kutolak sakit,
    kutolak kemiskinan,
    seolah semua “derita” adalah hukum bagiku

    Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
    Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku……….

    Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
    Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
    Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

    Gusti,
    Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
    “Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”….

    (Puisi terakhir Rendra yang dituliskannya di atas tempat tidur Rumah Sakit)

     
  • Redaksi 11:57 pm on 6 October 2010 Permalink | Balas
    Tags: Tips, Working   

    True Success Story 

    Suatu malam ada seorang pria tua dan istrinya memasuki sebuah lobi hotel kecil di Philadelphia. “Semua hotel besar di kota ini. telah terisi, bisakah kau memberi kami satu kamar saja?” kata pria tua itu. Pegawai hotel menjawab “Semua kamar telah penuh karena ada 3 event besar yang bersamaan diadakan di kota ini, tapi saya tidak bisa menyuruh pasangan yang baik seperti Anda untuk berhujan2 di luar sana pada pukul satu dini hari seperti ini, Bersediakah anda berdua tidur di kamar saya?”

    Keesokan harinya pada saat membayar tagihan, pria tua itu berkata pada si pegawai hotel “Kamulah orang yang seharusnya menjadi bos sebuah hotel terbaik di USA, karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani, mungkin suatu hari saya membangunkan sebuah hotel untukmu”.

    Pegawai hotel itu hanya tersenyum lebar melupakan kata2 pria tua itu, karena dia pikir dirinya hanya seorang pegawai biasa.

    Kira2 dua tahun kemudian, ia menerima surat yang berisi tiket ke New York permintaan agar ia menjadi tamu pasangan tua tsb. Setelah berada di New York, pria tua mengajak si pegawai hotel itu ke sudut jalan antara Fifth Avenue Thirty-Fourth Street, dimana ia menunjuk sebuah bangunan baru yg luar biasa megah dan mengatakan “Itulah hotel yang saya bangun untuk kamu kelola”.

    Pegawai hotel itu adalah George Charles Boldt, yang menerima tawaran William Waldorf Astor, si pria tua itu, menjadi pimpinan dari hotel Waldorf-Astoria, yg menjadi hotel terbaik di dunia.

    Ternyata sikap kita dalam bekerja sangat menentukan keberhasilan kita, bila kita bekerja hanya utk mencari uang semata, maka karier/hasil yang kita peroleh biasa2 aja. Namun jika kita bekerja dengan hati yg mau melayani orang lain, dgn motivasi bahwa pekerjaan kita harus jadi berkat buat orang lain, maka kita akan memperoleh hasil yang luar biasa.

    Pasti sukses!
    NN

     
c
Compose new post
j
Next post/Next comment
k
Previous post/Previous comment
r
Balas
e
Edit
o
Show/Hide comments
t
Pergi ke atas
l
Go to login
h
Show/Hide help
shift + esc
Batal
Pintu Hati Wanita

Understanding women inside her hearts and minds...

Bebas2Comment's Blog

Our comment can make a better world !